Friday, November 12, 2010

Bab 10_ Produksi dan Produktivitas

Bab 10
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa.
Perusahaan bisnis adalah sebuah organisasi /lembaga yang merubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapkan akan memperoleh laba untuk para pemilik.
Produktivitas adalah sebuah konsep yang mengambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (Jumlah tenaga kerja,modal,tanah,energi)yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.

PRODUKSI
Tanggung jawab manajer produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual.
Dua macam keputusan tersebut adalah:
• Keputusan yang berhubungan dengan disain dari sistem produksi manufaktur.
• Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian sistem tersebut baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

SISTEM PRODUKSI MANUFAKTUR
Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan disain sistem produksi adalah:
a) Disain produksi dari barang yang diproses
b) Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya
c) Disain tugas
d) Lokasi dari fasilitas produksi
e) Layout dari fasilitas tersebut
Proses pengolahan dapat digolongkan menurut 3macam cara:
1) Sifat dari proses tersebut
2) Jangka waktu produksi
3) Sifat produk yang diproses
SIFAT PROSES PRODUKSI
Proses produksi berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi4 macam yaitu:
a) Proses ekstraktif
Proses ekstraktif adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam.
b) Proses analitik
Proses analitik adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk atau jenis asli.
c) Proses fabriikasi
Proses fabriikasi disebut juga proses pengubahan adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk.
d) Proses sintetik
Proses sintetik menunjukan metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk,

JANGKA WAKTU PRODUKSI
1) Proses terus menerus
Proses terus-menerus digunakan untuk menunjukan suatu keadaan manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang akan dipakai.
2) Proses terputus-putus
Proses terputus-putus ini terdapat dalam keadaan manufaktur di mana mesin-mesin itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda.

SIFAT PRODUK
1. Produksi Standard
Produksi barang-barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah produksi standard. Penggunaan produksi standard ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk:
a. Memelihara sejumlah persediaan
b. Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai
c. Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran, pencurian.
2. Produksi Pesanan
Produksi pesanan digunakan jika para pembeli menghendaki adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan, sedangkan kemampuan produksinya sangat terbatas.

GAMBARAN SEKILAS
Masalah-masalah yang dihadapi oleh manajer produksi adalah:
a. Perencanaan Produksi
b. Organisasi Produksi
c. Pengendalian Produksi
d. Pemeliharaan Peralatan
e. Pengawasan dan pemeriksaan Kualitas
Masalah-masalah yang timbul sangat menentukan biaya setiap unit produk yang dihasilkan.

PERENCANAAN PRODUKSI
Fungsi produksi adalah menciptakan barang / jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Perencanaan produksi meliputi keputusan-keputusan yang menyangkut dengan masalah-masalah pokok yaitu:
a. Jenis barang yang akan dibuat
b. Jumlah barang yang akan dibuat
c. Cara pembuatan (penggunaan peralatan yang dipakai)
Perencanaan jenis barang yang akan dibuat terdiri atas 4 tahap yaitu:
• Tahap pertama, penentuan disain awal yang berupa disain spesifikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
• Tahap kedua, penentuan disain barang yang tepat
• Tahap ketiga, penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan proses produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai.
• Tahap keempat pembuatan, merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas dan mesin/peralatan yang tersedia.

ORGANISASI PRODUKSI
Sub bagian pengawasan produksi dan sub bagian inspeksi merupakan sub bagian yeng berdiri sendiri, terpisah dari sub bagian manufaktur meskipun ketiganya sama-sama berada dibawah bagian produksi.

PENGENDALIAN PRODUKSI
Pengendalian produksi merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif ke dalam satu aliran di mana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat. Pembahasan masalah pengendalian produksi ini akan dibatasi pada:
a. Jenis pengendalian produksi
b. Tahap-tahap dalam pengendalian produksi
c. Alat manajemen yang dikenal sebagai Program Evaluation dan Review Technique (P.E.R.T).
a.Jenis-jenis Pengendalian Produksi
Ada dua macam pengendalian produksi, yaitu order control dan flow control:
• Order control digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi hanya pada waktu menerima pesanan-pesanan dari pembelinya.
• Flow control digunakan dalam pabrik-pabrik yang berproduksi untuk persediaan dan dimaksudkan untuk mempercepat pengiriman barang jadi dari tempat persediaan begitu pesanan pembeli diterima.
Fungsinya adalah untuk menentukan apakah harus material dalam pabrik sudah selesai dengan waktu yang direncanakan, atau untuk menentukan apakah pengangkutan barang jadi ke gudang/tempat penyimpanan sudah sesuai dengan waktu yang direncanakan supaya tidak mengganggu penjualannya.
b.Tahap-tahap dalam Pengendalian Produksi
• Perencanaan
Jika pesanan pembeli atau pesan untuk persediaan pada oerusahaan yang telah diterima oleh bagian perencana produksi, maka pesanan tersebut dapat dipecah-pecahke dalam beberapa bagian.
• Routing
Routing merupakan suatu usaha untuk menentukan urutan-urutan dari proses dan alat-alat yang digunakan dalam proses produksi.
C. Scheduling
Scheduling merupakan suatu usaha untuk menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan.
• Dispatching
Dispatching merupakan surat pemerintah yang berisi wewenang untuk melakukan kegiatan produksi. Dispatching sheet tersebut memuat beberapa hal tentang pembuatan barang seperti:
- Barang apa yang harus di buat dan jumlahnya
- Disai, ukuran dan bahan yang akan dipakai
- Mesin dan pralatan yang harus dipakai
- Petugas yang harus mengerjakan
- Kapan harus dimulai dan selesai
- Kepada siapa barang tersebut dijual
Pada proses terus-menerus, routing ditetapkan lebih dahulu baru kemudian scheduling dan terakhir diapatching. Sedang pada proses terputus-putus (intermittent),scheduling ditetapkan lebih dahulu, kemudian menyusul routing dan terakhir dispatching.

Analisis Jaringan Kerja :Metode Jalur Kritis dan PERT
Analisis jaringan kerja (Network Analysis) adalah merupakan tehnik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerja yang diarahkan untuk meminimumkam waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang rendah. Tehnik semacam ini berguna terutama untuk menggambarkan elemen-elemen dalam situasi yang kompleks untuk tujuan mendisain, merencanakan, mengkoordanasikan, mengendalikan dan mengambil keputusan.
1. Jaringan Kerja (Network)
Merupakan suatu seri (rangkaian) aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan barang atau jasa, yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan. Dua hal yang penting untuk diketahui dalam jaringan ini adalah aktivitas (activity) dan kejadian (event).Yang dimaksud dengan aktivitas adalah kegiatan untuk menyelesaikan suatu bagian dari pekerjaan yang membutuhkan satu waktu tertentu. Sedangkan Kejadian (event), adalah saat mulanya atau berakhirnya aktivitas.
2. Jalur Kritis (Critical Path)
Jalur kritis adalah jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai. Jalur kritis ini perlu mendapatkan perhatian serius mengingat beberapa hal berikut:
a. Jalur kritis menyoroti aktivitas-aktivitas yang harus (dapat) dilakukan dengan cepat,bilamana diinginkan waktu penyelesaian yang lebih pendek.
b. Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis akan menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan.
c. Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis mungkin akan menyebabkan jalur lain menjadi kritis.
Aktivitas Semu (Dummy)
Aktivitas semu adalah suatu aktivitas dalam jaringan kerja membutuhkan nol satuan waktu. Aktivitas semacam ini menggambarkan hubungan antara satu event yang lebih dahulu dengan dua event berikutnya meskipun tidak saling bergantung satu sama lain.
Keterbatasan-keterbatasan Metode Jalur Kritis (MJK)
Faktor-faktor penting yang membatasi penerapan metode jalur kritis adalah :
a. MJk mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu.
b. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistik dalam menentukan perkiraan waktu.
c. MJK merupakan model perencanaan static dan bukannya alat kontrol yang dinamik.
PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)
Kelemahan dari MJK adalah adanya asumsi keadaan yang statik atau dengan kata lain mengabaikan masalah dinamika keadaan.
Konsep MJK:
• Teori probabilitas yang berguna untuk memperhitungkan ketidakpastian masa yang akan datang.
• Gagasan analisis statistik untuk memperkirakan standard penyimpangan waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan.
• Membuat model yang baru sebagai alat kontrol yang dinamika; model tersebut terkenal dengan program evaluation and review technique (PERT)
3 Macam perkiraan waktu yaitu:
• Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling pendek, jikalau semua pekerjaan berjalan dengan lancer.
• Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan penundaan.
• Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian sebagai mana biasa terjadi.
Perbedaan antara ketiga jenis waktu ini merupakan pengukuran relative terhadap ketidakpastian dari setiap aktivitas.
Alasan pokok memperkirakan setiap waktu fasilitas lebih dari 1, adalah agar memberikan data kepada manajemen sehingga dapat menentukan probabilitas setiap aktivitas, dan keseluruhan pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat.

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan di bidang produksi. Persediaan dalam jumlah yang besar mengandung banyak resiko seperti:
a. Resiko hilang dan rusak
b. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi
c. Resiko usang
d. Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar
Jumlah pemesanan yang ekonomis di pengaruhi oleh empat faktor yaitu:
a. Jumlah kebutuhan bahan baku pertahun
b. Biaya pemesanan
c. Biaya penyimpanan
d. Harga bahan baku
Semakin besar volume persediaan akan membuat semakin kecil biaya pemesanan, karena frekuensi pemesanan yang semakin Jarang. Sebaliknya, makin besar volume persediaan, maka biaya penyimpanan akan semakin besar pula.

PEMELIHARAAN PERALATAN
Kerugian yang diderita oleh perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan peralatan disebabkan antara lain:
• Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal.
• Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan keguatan produksi.
• Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan.
• Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat.
• Menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan karena di anggap tidak menepati janji.
Biaya pemeliharaan dari tahun ke tahun selalu cenderung naik. Karena hal ini disebabkan tiga hal berikut:
• Selalu terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan pengoperasian peralatan, ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat.
• Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat-alat bantu lainnya, sebagai akibat dari perkembangan teknologi.
• Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh perubahan harga dan perkembangan peralatan itu sendiri, dan supaya kenaikan biaya tidak merubah unit cost terlalu menyolok, maka mesin baru diusahakan untuk dapat bekerja lebih lama, lebih produktif atau justru keduanya.

ORGANISASI PEMELIHARAAN PERALATAN
Dua sitem untuk mengorganisasi pemeliharaan ini, yaitu:
• Didesentralisir menurut pusat biaya atau departemen.
Keuntungan-keuntungan cara mendesentralisasi ini antara lain:
 Tenaga mekanik akan mengerti betul penggunaan dan karakteristik alat-alat yang harus mereka pakai.
 Mempermudah pimpinan mengarahkan orang-orang untuk mengerjakan pekerjaan yang harus cepat selesai.
 kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan, sehingga perbaikan-perbaikan besar dapat lebih diperkecil.
Kelemahannya:
 Fleksibilitas sangat rendah
 Terdapatnya duplikasi tenaga kerja
• Sentralisasi
Keuntungan:
 Tidak terdapat duplikasi alat-alat dan tenaga kerja dan persediaan suku cadang
 Fleksibilitas yang tinggi
Kelemahan:
 Memerlukan tenaga kerja yang dapat menangani berbagai bidang atau memerlukan tenaga spesialisasi cukup banyak.
 Memerlukan perencanaan, pengaturan jadwal waktu dan pembagian tugas yang efektif agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan efisien
 Sulit untuk menetapkan pembagian tugas yang baik pada pekerjaan yang harus didahulukan dan diselesaikan dengan segera.
 Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin berat.
Program pemelihaaan peralatan :
 Penyusunan perencanan
 Mengatur jadwal waktu dan baban kerja sesuai dengan skala prioritas.
 Mengatur kartu perintah kerja dan kartu-kartu pemeliharaan setiap peralatan.
 Mengatur penggunaan suku cadang
 Mengatur program latihan (training)
 Mengatur distribusi waktu.

PENGAWASAN KUALITAS DAN INSPEKSI
Pengertian kualitas, terletak pada faktor standard yang ditetapkan, yang ditinjau dari dimensi tertentu yang bersifat subyektif.
Terdapat 4 tahap dalam pengawasan kualitas:
1. Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar (konsumen).
2. Tahap penentuan disain tekhnis untuk mencapai target tuntutan pasar.
3. Tahap pembuatan, beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan operasi produksi, sebagai perwujudan pelaksanaan tahap 1 dan 2.
4. Tahap penggunaan di lapangan.

PENGAWASAN KUALITAS DI DALAM PRODUKSI
Inspeksi merupakan penyusunan cara-cara pengukuran karakteristik kualitas dan memperbandingkannya dengan standard yang telah ditetapkan, pada tahap ini tindakan perbaikan belum dilaksanakan.
Pengawasan/pengendalian (kontrol) mengajukan pertanyaan-pertanyaan kapan, berapa kali dan berapakah jumlah barang yang akan di inspeksi.

BAGAN PENGAWASAN (CONTROL CHART)
Penyimpangan dibagi dalam 2 kategori :
• Penyimpangan-penyimpangan yang tidak dapat ditentukan
• Penyimpangan-penyimpangan yang dapat ditentukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN LOKASI PABRIK
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan tempat untuk pabrik baru, yaitu:
• Dekat dengan pasar
• Dekat dengan bahan baku
• Ongkos transport
• Penyediaan tenaga kerja
• Penyediaan sumber tenaga/energi
• Lingkungan sekitar
• Iklim

CARA PENENTUAN LOKASI PABRIK
a. Cara Kualitatif
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu cukup mengadakan penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor yang dianggap memegang peranan pada setiap alternatif lokasi.
b. Cara Kuantitatif
Dua macam cara kuantitatif yaitu:
• Cara yang sederhana
Merupakan usaha mengkuantifikasi hasil analisis kualitatif yang telah dilakukan, dengan cara memberikan SCORE (Nilai) pada masing-masing criteria.
• Cara yang komplek
Cara ini menggunakan rumus-rumus matematika dan menggunakan model tertentu, yang banyak digunakan dalam OPERATION RESEARCH.
Model yang pada umumnya digunakan sebagai dasar penentuan lokasi pabrik adalah:
LINEAR PROGRAMMING dengan metode SIMPLEX

LAYOUT FASILITAS PRODUKSI
Layout fasilitas produksi adalah pengaturan dan penempatan alat-alat, tenaga kerja, dan kegiatan-kegiatan di dalam produksi.
Tujuan pokok dari layout pabrik yaitu:
 Untuk meminimumkan biaya pengangkutan dan penanganan.
 Untuk mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan.
 Untuk mendapatkan penggunaan ruang yang efisien baik bagi karyawan maupun untuk penyimpanan.
 Untuk melakukan pekerjaan yang efisien.
 Untuk memudahkan pengawasan pekerjaan bagi mandor.
Layout dibedakan menjadi dua macam yaitu:
- Process layout
Process layout disebut juga functional layout merupakan penyusunan fasilitas produksi (mesin-mesin) di mana mesin-mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat yang tertentu.
- Product layout
Product layout disebut juga layout garis merupakan pengaturan mesin-mesin dalam pabrik sesuai dengan arus proses produksinya. Penggunaan (penerapan) product layout ini akan ekonomis apabila memenuhi syarat-syarat:
 Volume produksi cukup sesuai dengan kapasitas penggunaan mesin dan peralatan yang dipasang.
 Permintaan akan barang yang dihasilkan cukup stabil
 Barang yang dihasilkan terstandardisir
 Komponen-komponen (suku cadang) dapat saling ditukarkan
 Penyediaan material yang ajeg.

No comments:

Post a Comment